Hewan Ruminansia Sakit dan pengobatanya

OBAT TRADISIONAL UNTUK HEWAN


PENDAHULUAN

Sering kita saksikan perilaku hewan diluar pengetahuan kita, seperti kucing memakan akar tanaman lalatang (Acalypha indica Linn) sebagai tonikum
 bagi dirinya.  Pada anjing yang telah memakan secara berlebihan sehingga menimbulkan rasa gangguan perut pada dirinya, secara alamiah ia akan mencari dan makan semacam rumput (Cyperus rotundud Linn) yang akan merangsang untuk muntah.
            Manusia telah belajar dari berbagai fenomena alam ini yang kemudian menjadi awal dari penggunaan ramuan tumbuh-tumbuhan sebagai obat tradisional.  Sejak berabad yang lampau bangsa Indonesia sudah biasa menanggulangi gangguan kesehatan maupun penyakit dengan menggunakan ramuan tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari campuran berbagai daun-daunan, akar-akaran, bunga-bungaan, buah-buahan dan kadang dicampur dengan telur mentah, madu atau bahan lainnya.
            Pengetahuan tentang ramuan obat ini telah diwariskan dari generasi ke generasi.  Adakalanya ramuan tertentu menjadi rahasia seorang ahli pengobatan atau semacam dukun dari masing-masing kelompok masyarakat atau suku tertentu yang mewariskannya hanya kepada anak-anaknya atau muridnya saja.  Menyadari bahwa obat-obatan tradisionil tersebut juga didasarkan pada penggunaan tumbuhan tertentu, banyak ilmuwan atau para ahli botani barat kemudian juga mencoba menganalisa beberapa macam jenis tumbuhan yang banyak digunakan dalam obat-obat tradisional.
            Dari hasil riset yang dilakukannya, mereka menemukan unsur-unsur atau zat-zat dalam berbagai tumbuhan tertentu kemudian menjadikannya berbagai jenis obat yang diproses di pabrik farmasi.  Namun kenyataannya obat-obat yang diproduksi oleh farmasi tadi kadang-kadang terdapat efek samping, hal ini dikarenakan pemrosesannya dicampur dengan bahan pengawet kimia lainnya.
            Oleh karenanya, melalui tuilisan ini kita diajak kembali ke alam (Back to natural) agar obat yang diberikan tidak berbahaya bagi hewan dan aman baik bagi hewannya itu sendiri maupun bagi  manusia.




GEJALA PENYAKIT DAN PENANGGULANGANNYA.
Hilang nafsu makan (Anorexia)
            Gejala menurun dan hilangnya nafsu makan pada ternak biasanya akan mudah dan cepat dideteksi oleh peternak karena pada umumnya setiap hari peternak memberikan pakan bagi ternaknya di kandang.  Umumnya bila ternak nampak kurus atau pada tujuan penggemukan, peternak memberikan pakan konsentrat berupa dedak/katul, jagung atau ketela dan sebagainya dicampur garam. 
Berikut ini beberapa contoh pengobatan tradisional bagi anorexia yang biasa dilakukan peternak di berbagai daerah di Indonesia, pilih salah satunya :
1.  Ikan hiu dibiarkan membusuk sampai timbul larva-larva lalat, larva-larva ini diberikan pada ternak untuk dimakan.

2. Bangsa kentang-kentangan yang bisa dimakan (Solanum malangana) dipanggang dan diberikan pada sapi untuk dimakan.

3. Tumbuk bersama-sama bahan berikut ini
    - temu ireng (Curcuma aeruginosa Rox)
    - temu lawak (Curcuma xanthoriza)
    - kunyit (Curcuma domestica)
    - Lempunyang (Zingiber aromatica)
    - 10 – 15 buah mengkudu / pace (Morinda citrifolia Linn)
    Berikan campuran tersebut pada ransum sapi sekali sebulan

4. Dua sisir pisang dimasak dengan santan dan gula merah serta garam sampai menjadi bubur, diberikan pada sapi untuk dimakan.

5. Beberapa butir telur ayam kampung dicampur sebotol kecap diberikan pada hewan  sekali sehari secukupnya.

6. Kurang lebih 15 lembar daun keladi/talas dan 15 sendok garam dimasak.  Suapkan pada hewan sekali sehari.

7. Tumbuk bersama-sama campuran bahan-bahan sebagi berikut :
- temu ireng (Curcuma aeruginosa Rox)
- buah asam jawa (Tamarindus indica) yang masak 1 genggam
- garam secukup
Berikan kepada ternak 2 kali sehari selama 5 hari

8. Buah mengkudu/pace  disuapkan pada hewan tiap hari sampai nafsu makan pulih kembali.

9. Tanaman nenas yang sudah membusuk ditumbuk dan diperas sebanyak satu gelas, diminumkan pada hewan tiap hari, adakalanya dicampur beberapa tetes minyak kayu putih (Melaleuca leucadendra Linn).

10. Buat campuran dari gula merah (Jawa), buah asam Jawa masak dan beberapa butir telur ayam.  Berikan campuran tersebut pada hewan untuk dimakan.

11. Buat ekstrak daun papaya (ditumbuk dan diperas) dicampur beberapa butir telur ayam, diminumkan pada hewan.

12. Giling beberapa bahan berikut ini :
  • - Gist (biang roti) atau ferment sebanyak 10 gram
  • - Bawang putih 50 gram
  •  - Campurkan pada rumput atau campur air, berikan pada sapi untuk dimakan 2 kali seminggu.
13. Giling bersama-sama lempuyang (Zingiber aromatica) dan temu lawak (Curcuma xanthoriza), kemudian dimasak dengan sedikit air dan dicampur kecap.  Minumkan campuran ini pada sapi 2 kali seminggu.

14. Buat campuran 200 buah kencur (Kampferia galangal) ditumbuk dan 3 butir telur ayam, berikan pada hewan 2 kali sehari setiap 3 hari.

15. Untuk pedet (lepas sapih), buatkan campuran berikut :

  • - 3 butir telur itik
  • - daging buah kelapa muda 1 butir
  • - 1 gelas air kelapa muda
  • - 3 sendok gula pasir
Berikan campuran sekali seminggu

16. Bila dibarengi dengan kondisi demam pada hewan, dibuat salah satu campuran berikut :

  • a. Buat ekstrak daun kapok randu (Euridendrom anfructuosum), dicampur beberapa butir telur, minumkan pada hewan.
  • b. Buat ekstrak daun rambutan (Nephelium lappaceum Linn), dicampur beberapa butir telur, minumkan pada hewan.
  • c. Buat campuran air kelapa dan beberapa butir telur ayam, minumkan pada hewan.

17. Seonggok daun jarak (Jatropha curcas Linn) direndam dalam air garam, di dalam wadah yang dibuat dari tanah liat (kendi atau kendil) dan disimpan beberapa bulan.  Minumkan 1 sendok larutan tersebut pada sapi sekali sehari. Air boleh ditambahkan lagi kedalam wadah tersebut bila diperlukan

18. Penanggulangan gangguan pencernaan ringan
Peternak biasa menanggulangi kasus ini dengan memberikan minuman kopi, minuman jahe atau kencur (Kampferia galangal)
Mencret (Diarrhea)
            Mencret atau dearrhe adalah suatu tanda gangguan pada saluran pencernaan (usus).  Penyebab gangguan dapat berupa makanan, bibit penyakit atau kombinasi antara keduanya.  Kotoran ternak yang mencret dapat berwarna hijau muda, hijau kehitaman, hijau mengkilap, hijau kemerahan atau kekuningan.  Ternak yang mencret dapat menjadi lemah dan kemudian mati tidak dilakukan pertolongan.
 Cara tradisional untuk menghentikan mencret adalah dengan memberikan bahan yang dalam bahasa Jawa disebut sebagai “ampet-ampet”.  Bahan tersebut adalah daun jambu biji (Psidium guajava Linn), air teh, campuran madu dengan kunyit (Curcuma domestica Val.), parutan buah nangka muda (Artocarpus integrifolia)
            Ada beberapa formula tradisional yang lain yang biasa juga digunakan di Indonesia untuk menanggulangi mencret ini sebagai berikut, pilih salah satu dari resep dibawah ini :
  1.  Ketela pohon dipanggang sampai hangus, diberikan pada hewan untuk dimakan.
  2. Arang kayu / bambu digerus, campur gambir ( buat nginang) secukupnya diminumkan dengan air pada hewan
  3. Buat parutan bahan-bahan berikut ini :
  • -    temu ireng (Curcuma aeruginosa Rox)
  • -    Kunyit (Curcuma domestica)
  • -    Kencur (Kampferia galanga)
  • -    Lempuyang (Zingiber aromatica)
      Parutan tersebut dicampur, ditambah tempe bosok. Bungkus campuran ini dalam kantong plastic, diamkan satu malam. Keesokan harinya campuran itu diperas.  Air perasannya diminumkan pada sapi, tiga kali sehari selama 2 hari.

     4. Tumbuk bersama-sama bahan berikut :
  •     - Jahe
  •     - Kencur (Kampferia galangal)
  •     - Kunyit (Curcuma domestica)
  •     - Asam jawa yang masasak

    Simpan campuran tersebut dalam botol, minumkan pada sapi satu kali sehari.

    5. Tumbuk bersama-sama bahan-bahan berikut :
  •     - lempuyang (Zingiber aromatica)
  •     - 250 gram gula pasir
  •     - 10 liter air bersih
  •     Peras dan minumkan pada hewan
   6. Parut batang pohon pisang bagian pangkal (yang ada dalam tanah), diperas, campurkan perasan tersebut dengan garam, beberapa telur, dan buah pisang raja (Nusa paradisiacal) . Suapkan pada hewan dua kali sehari

   7. Bakar 5 buah pinang (Areca catechu Linn), kemudian ditumbuk halus, dicampur dua gelas air, minumkan pada hewan sekali sehari.
      8. Bakar pisang batu/klutuk yang masak (Musa brachycarpa), berikan pada hewan untuk dimakan.

     9. Buat ekstrak daun alpokat, daun rambutan, dan daun kapok (Ceiba patendra Gaertn), minumkan pada hewan.

     10. Masak campuran 5 gram kapur sirih, segenggam daun jambu biji (psidium guajava, Linn) dalam satu liter air, didihkan sampai tinggal separuhnya (1/2 liter), saring, minumkan pada hewan sekali sehari selama 3 hari.

      11. Buat campuran bahan berikut ini :
  • - Biji asam jawa yang tua
  • - Kunyit
  • - Ekstrak biji pinang
  • - Beberapa butir telur ayam                 
  • - Berikan campuran tersebut pada hewan dua kali sehari.
       12. Kambing/domba diberi makan daun bambu.

Kembung Perut (Tympany = Bloat)
            Kembung perut atau tympani disebabkan karena adanya kegagalan pengeluaran gas secara normal dan proses pembentukan gas asal makanan dalam perut terlalu cepat.  Tanda-tanda klinis, hewan terlihat gelisah dan sulit bernafas.  Daerah perut sebelah kiri atas terlihat kembung agak ke atas dan bila dipukul akan terdengar suara kendang.  Bila tidak diberikan pertolongan biasanya akan menyebabkan kematian.
Untuk menanggulangi ternak kembung, peternak meminumkan campuran minyak kelapa dengan parutan jahe sebagai pelengkap.  Peternak menghangatkan bagian perut yang menonjol dengan membalurkan bahan penghangat seperti parutan jahe.  Sebatang pelepah daun papaya biasa dimasukkan ke dalam anus/dubur ternak untuk membantu mengeluarkan gas.
            Selain itu ada beberapa formula yang biasa digunakan peternak mengatasi perut kembung pada ternaknya,  Pilih salah satu resep berikut :
1.      Masukkan 10 buah asam jawa yang masak ke dalam air hangat, tambahkan gula merah dan 5 buah kunyit (Curcuma domestica) yang digerus, aduk-aduk sampai rata.  Campuran ini diminumkan pada ternak dengan menggunakan botol atau batang bambu.  Selain itu buat agar mulut ternak bisa terbuka dengan cara menyelipkan sebatang kayu atau bonggol jagung diatara rahang atas dan rahang bawah.

2.      Buat campuran dari minyak kelapa  dengan air kelapa muda, minumkan pada ternak sekaligus dengan menggunakan botol.

3.      Pohon pisang yang sudah membusuk diperas airnya. Minumkan ¼ liter cairan ini pada ternak.

4.      Bagian yang menonjol dari perut dibaluri/digosok-gosok dengan kapur sirih.
5.      Buat agar ternak minum kopi dengan segelas air hangat.

6.      Keluarkan feses/kotoran yang mengeras dari anus, kemudian berikan sebotol sprite / air soda ± 1,5 liter untuk sapi, dan satu botol kecil untuk domba/kambing.

7.      Khusus untuk kambing dan domba, larutkan gula merah dalam segelas air hangat, minumkan pada kambing/domba.

8.      Tumbuk daun sembukan (Saprosma arborseum BL), dicampur dengan minyak kelapa yang sudah dipakai (Jawa = Jelantah), balurkan/gosok-gosokan dibagian perut kambing/domba yang menonjol dua kali sehari, ulangi keesokan harinya.

9.      Untuk kambing/domba minumkan minyak VCO (Virgin Coconut Oil)  ± 60 ml, dan untuk sapi ± 250 ml.
10. Ambil kelapa muda, kupas,  beri garam secukupnya, minumkan !

Demam ( Antipyretica)
            Bahan-bahan yang umum dipakai untuk menanggulangi demam ini adalah campuran kunyit (Curcuma domestica) dan madu. Ternak boleh diberi makan buah papaya sebanyak mungkin.
            Selain itu ada beberapa formula untuk penanggulangan demam, pilih salahsatu resep dibawah ini :
1.      Buat campuran daun kapok yang dipres dengan beberapa butir telur, suapkan pada sapi

2.      Daun kapok (Eurindendrom anfructuosum) sebanyak 300 gram diberi air dan di pres, saring, dicampur sedikit garam dan gula merah. Minumkan pada sapi dua kali sehari setiap dua hari.

3.      Daun rambutan dipres, campur beberapa butir telur ayam, minumkan pada sapi.

4.      Kunyit ditumbuk, dicampur sampai rata dengan telur ayam, dan air, diminumkan pada sapi

Obat Cacing (Anthelmintic)
            Penyakit cacingan muncul akibat infeksi parasit dalam yang ditimbulkan oleh cacing dengan gejala : nafsu makan yang bervariasi, gangguan pencernaan, turunnya kondisi (badan kurus), kulit kusam, anemia, lapisan mukosa pucat, sembelit atau deare, batuk dengan gejala bronchitis kebengkakan di bawah rahang terus ke bagian perut.  Penyebabnya adalah cacing pita, cacing gelang (Neoascaris vitulorum), cacing lambung (Haemonchus contortus), dan cacing hati (Fasciola hepatica).
Biji buah pinang yang tua adalah obat cacing yang efektif, terutama terhadap cacing ascaris (kremi), baik pada manusia maupun hewan.  Bahan lain yang juga banyak dikenal adalah temu ireng (Curcuma phaeocaulis Val) dan daun papaya.  Peternak biasa membuat campuran kombinasi dari kedua bahan tersebut.
            Yang biasa dilakukan adalah membuat tumbukan biji buah pinang dicampur air dan diminumkan pada ternak.  Tetapi ada beberapa formula lain yang juga banyak dipakai oleh peternak sebagai berikut : Pilih salah satu !
1.      Untuk pedet (anak sapi) : Jantung pisang hijau (bagian tandan bunga pisang yang tak jadi buah) dimasak dengan air mendidih. Air tersebut diminumkan sebagai obat cacing.

2.      Tumbuk bahan-bahan berikut ini :
-          10 bungkus gist (biang roti)
-          2 potong tempe bosok
-          1 genggam temu ireng/hitam (Curcuma phaeocaulis Val.)
-          Sedikit jintan (Nigella sativa Linn)
-          Brotowali (Tinospora tuberculata Beumee)
     Masak campuran tersebut dalam 10 gelas air sampai mendidih saring dan minumkan sebagai obat cacing tiga minggu sekali selama 3 bulan.
3. Bawang putih juga digunakan sebagai obat cacing di beberapa daerah

4. Sepotong akar gadung (Dioscorea hispida Dinst) diberikan pada sapi setiap minggu sampai cacing keluar.  Biasanya terjadi setelah 4 kali pengobatan.

5. Parut bahan berikut  ini dan campurkan :
   - Temu ireng/hitam (Curcuma phaeocaulis Val.)
   - Buah kelapa tua
   Keringkan campuran tersebut, suapkan pada sapi sekali sehari

Luka, Myiasis, Kutu, Scabies, dan Orf
            Luka dapat disebabkan karena teriris, dibacok orang atau terkena benda tajam lainnya. Akibat yang ditimbulkannya bisa menjadi borok atau bahkan bernanah (myasis). 
Kutu, kendati tidak secara langsung mematikan, kutu atau tungau bisa dianggap merugikan peternak, karena kutu bisa mengisap darah dan menyebabkan rasa gatal.  Dalam jumlah sedikit, dampaknya mungkin tidak terlalu dirasakan, tetapi jika kutu bertambah banyak, secara tidak langsung bisa mengganggu kesehatan hewan, baik hewan kesayangan, maupun hewan ternak.
Serangan kutu bisa dilihat dengan memeriksa bulu hewan.  Kutu akan terlihat berwarna putih kemerahan.  Rasa gatal pada kulit akan menyebabkan nafsu makan menurun, yang berdampak pada semakin kurusnya hewan ternak. 
Penyakit scabies atau kudis atau juga budug, disebabkan oleh parasit kulit sebangsa tungau, bisa menular kepada ternak lain.  Semua kambing bisa terserang penyakit ini tanpa batasan umur.  Kambing yang terserang penyakit ini bisa dilihat dari beberapa tanda spesipik sebagai berikut : Kambing terlihat gelisah dan sering menggaruk-garuk bagian tubuh menggunakan kaki atau menggosok-gosokan tubuhnya ke benda yang kasar (kandang, tanah bertebing, batu, atau pohon). Karena terlalu sering digosokkan ke benda yang kasar, kulit yang sakit bisa mengalami perlukaan dan menimbulkan keropeng atau kerak, bulu-bulu di tempat kulit yang terkena penyakit ini mengalami kerontokan.  Disamping itu terjadi penebalan dan warna kulit kusam kemerahan.  Pada awalnya, bagian kulit yang sering terserang adalah telinga, muka, leher, serta ekor, tetapi bisa menyebar ke seluruh tubuh, tubuh kambing kurus karena nafsu makan menurun dan aktivitas makannya terganggu karena rasa gatal yang parah, Tanpa penanganan yang intensif, kambing bisa mati karena kurang makan.
 Adapun penyakit Orf atau alias dakangan atau dalam istilah peternak di Banten dinamakan bewel gejalanya adalah terlihat adanya keropeng pada kulit sekitar bibir.  Ternak menderita tak mau makan, karena adanya luka pada daerah sekitar bibir dan mulut.  Penyebabnya adalah virus orf, yang menimbulkan luka dengan bagian-bagian menebal pada gusi dan sekitar mulut.  Kalau luka ini terkena infeksi sekunder oleh bakteri bisa menimbulkan kematian yang cukup tinggi, terutama pada anak kambing.  Apabila tidak segera diatasi, keropeng-keropeng itu akan berubah menjadi borok yang berbelatung apabila lalat sudah bertelur disitu.  Ternak akan mati karena ia kurang nafsu makan.
  Pengobatan secara tradisional yaitu dengan daun sirih yang dipres digunakan secara luas sebagai antispetik untuk pengobatan luka.  Bila luka memburuk sampai berbelatung, digunakan campuran daun tembakau yang dipres diberi sedikit air dan kapur sirih untuk pengobatan.  Beberapa cara digunakan sebagai berikut : Pilih salah satu
1.      Bersihkan luka, oleskan obat komersial anti lalat, lalu bubuhkan campuran kapur sirih dan kunyit.
2.      Pada luka yang sudah muncul belatung, bubuhkan tembakau yang sudah dicelupkan dalam air. Ganti tembakau tersebut setiap hari.
3.      Bila dicurigai ada semacam tumor timbul, atau perluasan (daging tumbuh) pada bagaian dari badan, dibubuhi kapur sirih.
4.      Apabila timbul papilloma/kutil, benjolan dipotong lalu lukanya diobati dengan campuran ekstrak mangkokan (Notophanax scutellellarium Merr.) yang ditumbuk dengan ekstrak udang / semacam petis udang.  Pengobatan dilakukan dua kali sehari.
5.      Pada kasus peradangan atau luka pada tracak ternak ruminansia, dibubuhkan campuran tumbukan biji pinang, tawas dan kapur sirih pada luka tersebut.
6.      Pila terjadi scabies dan/ atau berkutu, seringkali pula dilakukan penanganan berikut :
  • Ternak dimandikan dengan air dicampur dengan tumbukan daun muda pohon pinang (Areca catechu).
  • Pada bagian tubuh yang terkena scabies dibubuhi campuran belerang dan minyak kelapa.
  • Ternak diasapi dengan belerang yang dibakar memakai tempurung kelapa.
7.      Pada keadaan lain, setelah luka dibersihkan, pada tempat-tempat yang berbelatung dibubuhi obat yang dibuat dari campuran 1 gelas kapur, tembakau, spirtus atau bensin, setelah belatung bermunculan keluar, tutup luka dengan abu.
8.  Untuk penanganan scabies bubuhkan tumbukan daun ketapang (Termalia catappa Linn.), sampai kudisnya sembuh.  Sebagai tamahan, beri ternak minuman yang dibuat dari jahe, gula merah dan garam.
9. Formula lain yang biasa dibubuhkan pada scabies adalah tumbukan daun galling (Mussaenda frondosa Linn.), dicampur air atau air rendaman  tembakau.
10.Pada kasus scabies bagian yang menderita digaruk-garuk dengan daun galling, kemudian dibubuhi campuran belerang dan oli atau minyak.
11.Bagian badan yang menderita scabies digosok-gosok dengan buah mengkudu/pace, sesudah itu dibubuhi campuran oli bekas dan bubuk belerang.  Campuran dipanaskan dulu kemudian dinginkan baru digunakan.  Pengobatan dilakukan dua kali sehari selama tiga hari untuk penyembuhan total. Pengobatan hendaknya dilakukan sebelah/sebagian dari badan.
12. Bila terjadi gangguan kutu pada sapi, sapi diberi makan tokek yang dipang-gang, juga teteskan asam accu bekas pakai pada kutu-kutu.
13. Untuk penanggulangan Orf (Ichtyma contagiosa), bubuhkan campuran abu dan minyak pada bagian yang menderita.
14. Cascado (Stephanofilariasis) biasa ditanggulangi dengan membubuhkan tumbukan daun ketapang (Casia alata Linn.).  Kadang-kadang ada yang membuat campuran tumbuhan daun ketapang dengan kapur sirih.  Formula yang lain adalah 10 buah kapur barus dengan 1 liter minyak kel;apa yang dipanaskan, kemudian dibubuhkan pada permukaan bagian tubuh yang menderita.

Keracunan
            Pada kejadian ringan atau keracunan diketahui masih dini, dapat dipulihkan dengan meminumkan segelas minyak kelapa atau air kelapa sebanyak-banyaknya pada ternak.  Adakalanya pada air kelapa atau minyak kelapa tersebut ditambahkan buah asam jawa yang masak dan garam.  Bila diduga terjadi keracunan insektisida (Obat hama tanaman) minumkan santan kelapa hangat kepada ternak.

PENUTUP.
            Penyembuhan terhadap berbagai penyakit, baik penyakit pada manusia, maupun penyakit pada hewan atau ternak pada awalnya selalu menggunakan ramuan-ramuan yang ada di sekitar kita.  Namun setelah berkembangnya ilmu pengetahuan obat-obat tersebut dijadikannyalah obat farmasi.  Namun setelah lama berjalan, ternyata obat-obat tersebut berdampak pada penyakit yang lebih berbahaya, dan pengobatannya memerlukan biaya yang cukup mahal.
            Dengan menggunakan obat trdisional yang telah di paparkan di atas, semoga hasilnya lebih sehat pada hewan ternak, tetapi juga aman bagi kesehatan manusia.

DAFTAR  JENIS  PENYAKIT  HEWAN  DAN PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL

Penggunaan Medis
Obat tradisional yang digunakan
(pilih/ ada yang dicampur)
Keterangan
1. Pelancar air seni
Adas, alang-alang, anyang-anyang, daun kumis kucing, meniran, purwaceng
2. Obat batuk
Adas, bawang merah, belimbing, bidara upas, jeruk nipis, kayu angin, daun saga
3. Demam
Adas, Bawang merah, besaran, bidara laut, brotowali, daun serep, bunga/daun sepatu, kulit/cabang kendal, labu, mentimun, akar nagka,
4. Sakit perut/
    mencret
Adas, daun bamboo, kulit pohon nona, gambir, garut, jambu biji, jeruk nipis, jintan hitam, kedawung, ketumbar, kunyit, lempuyang wangi, merica bolong, patikan cina
5. diare
Adas
6. Penutup luka
    dan peradangan
Daun angsana muda
7. Obat cacing
Akar wudani, bawang putih, buah nona, delima putih, daun jarak pagar, daun kelor, petai cina, labu merah, pare, akar papaya, getah kering
8. Kembung
    perut/tympani
Akar wudani, minyak kelapa, air kelapa muda
9. Penyakit kulit
Asam jawa, daun dewa, daun sendok, Bawang merah, besaran, jambu mente, jeruk nipis, daun kecubung, kencur, ketepeng cina, lengkuas/laos, lempuyang gajah, getah papaya, buah pinang, empulur pisang
10. Pencahar/urus- urus ringan
Asam jawa, akarjambu mente,
minyak biji jarak
11. Anti muntah
Bakung
12. Pencahar air
      susu Bidara upas, daun trawas, katuk, lobak, daun orang-aring
13. Obat mata
Belimbing wulung, jeruk lemo, bestru
14. Penutup luka
Brotowali, daun jengkol, ketela rambat
15. Sakit gigi
Minyak cengkeh
16. Keracunan
Air kelapa, minyak kelapa
17. Borok/bisul
Otok-otok
18. Perangsang birahi
Purwaceng







BAHAN BACAAN

1. Akhmad Sodiq dkk 2002,  Mengenal Lebih Dekat KAMBING PERANAKAN ETAWA Penghasil Susu berkhasiat Obat

2. BUKU PANDUAN TEKNOLOGI PETERNAKAN 2002, Dinas Pertanian dan Peternakan propinsi banten

3. MANUAL   untuk PARAMEDIC KESEHATAN HEWAN, FOOD AND AGRICULTURE ORGANIZATION OF THE UNITED NATIONS, 1991

4. PENGOBATAN HEWAN TRADISIONAL DI INDONESIA, FAO Regional Office for Asia and Pasific, Bangkok, Thailand, 1991

0 Response to "Hewan Ruminansia Sakit dan pengobatanya"